Kamis, 10 Maret 2011
Pertama Kali Lihat Lift
Seorang Batak kampung menang undian untuk bisa ke Jakarta dengan keluarganya. Sampai di Jakarta mereka sekeluarga pergi belanja ke Pondok Indah Mall. mereka terheran-heran melihat segala sesuatu di sana.Mereka kemudian berhenti di depan dua buah pintu perak yg bisa buka-tutup sendiri. Si anak kemudian bertanya kepada bapaknya dgn logat Batak
"Pak benda apa ini ?"
Si bapak pun menjawab " Bah ! mana aku tau.... seumur hidupku aku tak
pernah melihat benda seperti ini !"
Dengan masih terheran-heran, mereka melihat seorang wanita tua menekan sebuah tombol di depan dua buah pintu perak itu, kemudian pintu terbuka, & wanita tua itu masuk ke dalam ruangan kecil didalam dua pintu perak itu.
Mereka melihat lampu-lampu dengan angka-angka menyala-nyala mulai dari yg paling kiri ke yg paling kanan dan kemudian balik lagi ke yang paling kiri.
Kedua pintu perak itu kemudian terbuka, dan keluarlah seorang wanita cantik dan sexy dari sebuah ruangan di dalam kedua pintu itu.
Si bapak kemudian berbisik kepada anaknya,
"Cepat...Panggil kau punya mamak !"
Butet Menghadapi Ujian Semester
Alkisah, Butet si Gadis Cantik dari Batak akan menghadapi ujian semester. Agar bisa konsentrasi, dia memutuskan menyepi ke villanya di Puncak. Setelah keluar dari jalan tol Jagorawi, Butet merasa lapar sehingga memutuskan untuk mampir di Pasaribu Cipanas.Beberapa pemuda tanggung langsung hutasoit-soit melihat butet yang seksi itu. Tapi butet tidak peduli, dia jala sitorus memasuki rumah tanpa menanggapi. Sepiring Naibaho yang hangat dengan ikan gurame yang dibakar dengan batubara membuatnya semakin berselera. Apalagi diberi sambal terasi dan semangkok nababan yang hijau segar. Setelah mengisi perut , Butet melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan kesana ber-bukit-bukit. Kadang nainggolan, kadang manurung. Di tepi jalan dilihatnya banyak pohan. Kebanyakan pohan ”tanjung“. Beberapa diantaranya ada yang simatupang diterjang badai semalam.
Begitu sampai di villa, Butet membuka pintu mobil, wow, siregar sekali hawanya, berbeda dengan jakarta yang panggabean penuh asap. Hembusan perangin-angin pun sepoi-sepoi menyejukkan. Sejauh simarmata memandang warna hijau semuanya. Tidak ada tanah yang girsang.
Mulanya butet ingin berenang. Tetapi yang ditemukan hanyalah bekas kolam renang yang akan di -hutahuruk dengan tambunan tanah. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun teh saja. Sedang asik-asiknya menikmati keindahan alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh seekor ular yang sangat besar ”Sinaga... !” teriaknya sambil lari sitanggang langgang.
Celakanya dia malah terpeleset dari tobing yg tinggi sehingga bibirnya sihombing. Kasihan sekali..., butet menangis marpaung-paung lantaran kesakitan.
Tetapi..., dia lantas ingat... bahwa sebagai orang batak pantang untuk menangis. Dia harus togar...!
Maka, dengan menguatkan, dia pergi ke puskesmas setempat untuk melakukan panjaitan terhadap bibirnya yang sihombing itu. Mantri puskesmas tergopoh-gopoh simangunsong di pintu untuk menolongnya.
”Hem... ongkosnya pangaribuan... ” kata mantri setelah memeriksa sejenak.
”Itu terlalu mahal... bagaimana kalau napitupulu saja?” tawar si Butet
”Napitupulu terlalu murah, mengertilah saya sebagai PNS pandapotan saya khan kecil sekali , ekonomi keluarga saya sudah sangat ginting sekali,” kata mantri memelas
”Jangan begitulah, masa tidak siahaan melihat bibir saya begini?“.
”Baiklah , tapi panjaitan nya pakai jarum sitompul saja” sahut mantri mulai agak kesal.
”Cepatlah! aku sudah hampir munthe, yach... saragih sedikit tidak apa-apalah, dari pada bibirku sihombing terus...”
Malamnya...,
Ketika sedang asik belajar sambil makan kue lubis kegemarannya, sayup-sayup dia mendengar lolongan rajagukguk. Wah... Butet bonar-bonar ketakutan. Apalagi ketika mendengar suara di pintunya berbunyi ”Poltak...!” keras sekali.
”Ada situmorang ……! “,
”Sialan, cuma kucing...” desahnya lega. Dia sudah sempat berpikir yang silaen-laen.
Selesai belajar...,
Butet menyalakan televisi. Ternyata ada siaran Discovery chanel yang menampilkan hutabarat Amazon di Kanada yg terkenal itu serta simamora gajah purba yang berbulu lebat. Saat commercial break, muncul lagu nasional RI yang terkenal dengan seruannya ”Simanjuntak gentar, sinambela yang benar...!”.
Keesokan harinya...,
Butet kembali ke Jakarta dan langsung pergi ke kampus.
Di depan ruang ujian dia membaca tulisan ”Harahap tenang, ada ujian “.
Butet bergumanm ” ah ….. aku kan marpaung, boleh ribut dong …. ! “.
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”
Batak, Jawa, Arab ,dan Amerika
Seorang lelaki Batak sedang mengadakan perjalanan dari Jakarta ke Hawaii dengan menumpang pesawat terbang ...Beberapa lelaki lain duduk sejajar dengannya, yaitu lelaki Jawa asli, Arab dan Amerika.
Pada jam makan siang, Pramugari menghidangkan makanan pada semua penumpang. Setelah selesai makan lelaki Batak ini memperhatikan lelaki lain yang duduk sejajar dengannya.
Pertama sekali dia lihat si orang Amerika mengeluarkan selembar uang 100 dollar Amerika, membersihkan mulut dan tangannya dengan uang itu... kemudian dibuang...
Si orang Batak terkejut... "Bahh... kok kau buang uang 100 dollar mu itu???"
Dengan tenangnya si Amerika menjawab (setelah diterjemahkan..) "Ah, tenang saja Amerika kan kaya, masih banyak dollar!!"
Seterusnya dia lihat si orang Arab, selesai makan mengeluarkan sebotol minyak wangi yang (pasti) mahal... menyemprotkannya ke tangan dan dada...dan dibuang...
Si orang Batak terkejut lagi...
"Bahh... kok kau buang minyak wangi mu itu? Kan masih banyak isinya??"
Dengan tenang si Arab menjawab (juga setelah diterjemahkan..)
"Ah, tenang saja, kan Arab kaya, masih banyak minyak di sana!"...
Busyet, si orang Batak terkejut setengah mati. Akhirnya dia ambil lelaki Jawa disebelahnya dia lempar keluar pesawat. Kali ini lelaki Amerika dan
Arab yang terkejut...
"Kenapa kamu lempar dia??"
Dengan tenang si orang Batak menjawab,
"Ah, tenang sazza lah, Indonesia kaya, masih banyak orang Zawa di sana..."
0 komentar:
Posting Komentar